Selama ini pria selalu mengganggap sikap kita yang suka mengatur atau membesar-besarkan masalah adalah keburukan kita. Padahal, mereka juga punya banyak kelakuan buruk, lho! Mau dengar apa alasan mereka melakukannya?
1. Malas Tanya ArahSanti (26), pramugari, sering kesal karena pacarnya, Anto (27), staf HRD, lebih senang berputar-putar mencari alamat daripada berhenti dan bertanya kepada orang. “Kalau Colombus bisa menemukan Amerika, masak aku enggak bisa menemukan alamat rumah tante kamu yang cuma di daerah Cinere,” kata Anto.
2. Memanggil Teman dengan Sebutan Kasar Pernah dengar pasangan Anda memanggil temannya dengan sebutan “Hai cong! (bencong)” atau “Nyet (monyet), ke mana aja lo?” Nah, ini alasannya. “Panggilan itu adalah panggilan sayang kita buat teman. Enggak enak aja kalau manggil nama langsung,” kata Eko (32), lajang, advertising.
3. Pakai Kaus sampai Sobek “Soalnya kaus ini peninggalan zaman SMA dulu. Ada kenangannya. Tapi memang kaus ini enak banget dipakai. Bahannya adem. Lumayan buat tidur,” ujar Saiful (26), lajang, desainer web.
4. Malas Bungkus Kado
“Kalau saya membelikan pacar saya hadiah sebuah barang mahal, ya maunya dia tahu. Dari plastik bisa ketahuan. Kalau dibungkus dengan kertas kado jadi enggak kelihatan dong mahalnya he-he-he…” tutur Sakti (31), lajang, konsultan.
5. QuickieYang ini disuka lelaki, tapi tidak disuka perempuan. Mengapa para lelaki suka bercinta dengan cepat? “Karena quickie itu more pleasure, less effort, ha-ha-ha… Eh, tapi bukan edi tansil lho (ejakulasi dini tanpa hasil),” celoteh Nicky (30), menikah, progammer.
6. Senang Tayangan Kekerasan Mungkin Anda bertanya-tanya, mengapa lelaki senang melihat adegan kekerasan di teve. “Seru saja melihat orang saling memukul, mobil meledak, atau buaya memakan zebra. Rasanya adrenalin jadi ikut terpacu,” beber Yosi (27), lajang, karyawan swasta.
7. Lempar Baju Sembarangan “Masa sih?
Mungkin ini sudah jadi mindset di kepala lelaki dari zaman dulu ya. Perempuan selalu rapi, lelaki yang sembarangan. Kalau lelaki yang rapi jadi berkesan kecewek-cewekan. Makanya, lelaki pilih yang serba berantakan dan sembarangan biar berkesan lelaki banget,” jelas Latief (29), menikah, technical support.
8. Ingat Skor Pertandingan,
Lupa Ulang Tahun Pacar “Asyik mengingat skor pertandingan untuk bahan obrolan dengan teman-teman. Kalau ulang tahun pacar sih sebenarnya ingat. Cuma, kadang pas dekat harinya jadi lupa. Tapi enggak bermaksud melupakan, lho!” aku Bobby (30), lajang, marketing.
9. Pilih Nonton Teve daripada Dengar Keluhan Pasangan
“Habis kadang yang dikeluhkan itu-itu saja. Kayak enggak ada bahan pembicaraan lain. Bosan kan mendengarnya? Daripada pusing, mending nonton teve!” ungkap Iksan (33), menikah, PNS.
10. Tidak Suka Bicara Keseharian Tak seperti kita yang senang menceritakan apa saja yang terjadi di kantor hari ini, lelaki justru sebaliknya. Ia lebih suka tak membicarakannya. “Karena saya ingin melupakan kejadian tak menyenangkan hari ini atau memikirkannya sendiri,” kata Aryo (31), lajang, Akademik dan Pengembangan.
11. Cemburu kepada Mantan Si Pasangan Zaman SMP
“Bagaimana enggak cemburu? Kesal sih tepatnya. Dia masih suka ingat pada first love-nya itu. Mana bisa saya berkompetisi dengan memori? Lebih enak berhadapan langsung dengan orang yang mengganggu dia daripada dengan orang yang sudah jadi masa lalu,” ujar Eko lagi.
12. Senang Utak-atik Ada barang elektronik rusak?
Beritahu pasangan. Beberapa pria akan bertindak bak pahlawan yang ingin menyelamatkan barang kesayangan Anda. Padahal, ia tak pandai membetulkan barang rusak. Malah ada kemungkinan kerusakan akan makin parah. “Karena kami pikir kami bisa he-he-he…. We love the challenge!” kata Andie (28), menikah, public relations.
13. Menyimpan Tools tapi Belum Tentu Dipakai
“Siapa bilang perkakas itu tidak digunakan? Kalau saya sih merasa harus punya karena siapa tahu sewaktu-waktu dibutuhkan untuk membetulkan mesin mobil atau perabot yang ada di rumah?” kata Andie.
14. Menganggap Tidak Penting Masalah
“Karena, masalah sepele memang enggak penting untuk dibahas berlama-lama. Lelaki itu kan pemikirannya lebih sederhana. Sementara perempuan terlalu melihat ke depan. Makanya, hal-hal yang kecil bisa berpotensi menjadi sesuatu yang besar,” aku Iksan.