Dok. Thinkstock
Namun sikap seperti itu justru bisa membuat pasangan semakin enggan menikah, bahkan mempertimbangkan untuk putus hubungan. Kalaupun akhirnya setuju, apakah Anda akan merasa lega karena kekasih mau menikah dengan terpaksa? Sebaiknya tunggu hingga Anda maupun pasangan sama-sama siap secara fisik maupun mental. Ini empat alasan mengapa Anda harus berpikir ulang ketika ingin menanyakan pasangan tentang pernikahan, seperti dikutip dari Loving You.
1. Anti Klimaks
Jangan biarkan permintaan Anda untuk dinikahi kerap kali menjadi sumber pertengkaran. Bisa saja ketika ia benar-benar melamar, Anda tidak merasa sebahagia yang dibayangkan. Momen yang seharusnya menjadi puncak kebahagiaan justru akan menimbulkan persoalan baru. Misalnya membuat Anda bertanya-tanya, apakah ia melamar karena memang sudah siap menikah atau hanya karena tak tahan mendengar rengekan Anda?
2. Efek Merengek
Banyak orang cenderung enggan mengerjakan sesuatu yang disuruh oleh orang lain berulang kali. Bayangkan situasi ketika Anda ingin memasakkan pasangan makan malam, namun tiba-tiba dia mengeluh bahwa Anda tidak pernah memasakkannya makan malam. Apa yang Anda rasakan? Rasanya seluruh keinginan untuk membuatkan makan malam runtuh seketika. Ketika pada akhirnya Anda memasakkannya makanan, ia akan berpikir bahwa Anda hanya melakukannya karena diminta. Hal yang sama akan terjadi saat Anda memintanya untuk melamar Anda.
3. Hargai yang Anda Miliki
Ingatlah bahwa Anda memiliki pasangan yang menyayangi Anda dan selalu berada di samping Anda. Bagaimanapun juga, pasti ada alasan tertentu yang membuat pasangan belum dapat melamar Anda. Hargai alasan pasangan Anda dan fokuskan diri kepada hal-hal yang dapat membuat hubungan menjadi lebih bahagia.
4. Pikir Panjang
Siapa yang tidak senang merasakan menjadi seorang mempelai wanita? Namun, jangan lupa bahwa pesta pernikahan tidak terjadi sepanjang hidup Anda, melainkan terjadi hanya satu hari. Hari-hari selanjutnya tidak akan seindah hari pernikahan. Mengikat janji di depan altar atau penghulu memerlukan komitmen yang kuat. Karena itu, berpikirlah panjang. Jangan terlena oleh pesta pernikahan saja atau tuntutan dari lingkungan.