Gol Eropa perdana Michael Carrick dalam tiga tahun, membuat Manchester United mengawali perjalanan mereka di Liga Champions dengan kemenangan 1-0 atas Galatasaray di Old Trafford pada Rabu (Kamis WIB).
Itu merupakan penampilan jauh dari meyakinkan daripada yang diminta manajer Sir Alex Ferguson dari pasukannya, di mana lawan mereka yang berasal dari Turki itu memiliki dua tembakan yang membentur tiang, dan MU juga gagal memanfaatkan peluang melalui penalti.
Setan Merah juga gagal memaksimalkan penalti untuk tiga pertandingan berturut-turut, dengan kali ini Nani yang gagal menunaikan tugasnya dan membuat kubu MU harus menghirup nafas dalam-dalam.
Bagaimanapun, setelah kegagalan menembus fase grup pada edisi tahun lalu, setidaknya langkah mereka sekarang berada di jalur yang tepat.
Tembakan gelandang Inggris, Carrick, saat pertandingan baru berlangsung tujuh menit, terlihat menjadi akhir dari kehebatan. Melalui pergerakannya yang melihatkan Robin van Persie dan Shinji Kagawa, sebelum Carrick mengecoh kiper Fernando Muslera untuk memasukkan bola ke gawang yang kosong.
Bagaimanapun juga, MU boleh menyebut diri mereka beruntung berada pada posisi itu, ketika tamunya asal Turki itu mestinya meminta hadiah penalti pada menit-menit awal, ketika Nemanja Vidic terlihat menjatuhkan Umut Bulut, namun wasit berpengalaman asal Jerman, Wolfgang Stark, menolak permintaan itu.
Insiden itu membuat Bulut cedera, ia tertatih-tatih meninggalkan lapangan pada menit ke-15 untuk digantikan mantan penyerang Bolton, Johan Elmander.
Namun Galatasaray secara konstan menebar ancaman bagi pertahanan MU, dengan Nordin Amrabat menuntaskan serangan balik cepat dengan tembakan keras dari luar kotak penalti yang masih melayang di atas mistar, sebelum Felipe Melo mendapat peluang melalui tandukan dari situasi bola mati.
Pada sisi lain, Muslera mampu menggagalkan peluang Nani, tembakan Paul Scholes nyaris jatuh ke kaki Kagawa, dan umpan silang Antonio Valencia dapat ditinju sang kiper.
Selcuk Inan kemudian mengiriman bola tendangan bebas dari tepi kotak penalti pada Hamit Altintop, yang melepaskan tembakan keras yang masih tidak tepat sasaran.
MU tetap berada dalam bahaya sampai turun minum, dengan Carrick menekel Altintop dari belakang di dalam kotak penalti. Siaran ulang televisi juga sekali lagi memperlihatkan bahwa tuan tumah beruntung tidak diganjar penalti.
Namun tuan rumah mendapat kesempatan sempurna untuk mengamankan kemenangan pada enam menit menjelang babak kedua, ketika Rafael menyambut operan Paul Scholes, bergerak menuju kotak penalti, dan dijatuhkan oleh Burat Yilmaz.
Anehnya, mengikuti contoh yang diberikan Robin van Persie dan Javier Hernandez, yang keduanya gagal mencetak gol dari titik putih pada dua pertandingan terakhir MU, eksekusi Nani juga mudah dihalau Muslera yang bergerak ke sisi kanan.
Kegagalan ini dapat saja berharga mahal, di mana lima menit kemudian, ketika Inan melepaskan tandukan menyambut umpan silang Altintop, namun kiper David de Gea masih mampu mengamankan gawangnya.
MU kembali berada dalam bahaya, dan Galatasaray gagal memanfaatkan peluang lain untuk menyamakan kedudukan pada menit ke-71, ketika Emre Colak menemukan Burak Yilms saat melakukan serangan balik dan tembakannya dapat digagalkan de gea.
Ferguson kemudian memasukkan Darren Fletcher, pemain internasional Skotlandia yang menepi sejak November 2011 karena penyakit usus, sebagai pemain pengganti di mana ia mendapat sambutan hangat dari para pendukung. Pemain pengganti lain, Hernandez, semestinya juga mendapat sambutan hangat seandainya ia mampu memaksimalkan umpan terobosan Nani, di mana tembakan Hernandez melebar. (jk)