Jakarta, 17/9 (ANTARA) - Tujuh terdakwa kasus serentetan penembakan misterius di Aceh pada akhir 2011 akan menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin.
Ketujuh terdakwa itu, yakni Vikram M Hasbi alias Ayahbanta, Kamaludin, Jamaludin, Mansyur, Sulaiman, Usriya, dan Mustakim akan mendengar dakwaan yang akan dibacakan oleh jaksa penuntut umum (JPU).
Menurut kuasa hukum para terdakwa, Akhyar, mereka sudah lama menunggu sidang perdana ini.
"Sejak ditangkap, mereka memang menanti-nantikan sidang ini," kata Akhiyar, sebelum sidang.
Sidang berdasarkan jadwal dilaksanakan pada pukul 10.00 WIB, namun hingga berita ini diturunkan sidang belum dimulai.
Akhyar mengatakan bahwa para terdakwa ini merupakan kombatan atau sipil bersenjata.
Fikram alias Ayahbanta, kata Akhyar, merupakan mantan Pemimpin Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk wilayah Aceh Utara.
Sedangkan enam terdakwa lainnya adalah anak buah Ayahbanta.
"Enam terdakwa ditangkap 6 Maret 2012. Sedangkan Ayahbanta ditangkap awal April 2012," ujarnya.
Akhyar menjelaskan, kasus yang menimpa para terdakwa ini bukanlah kasus teroris pelatihan militer jaringan Abu Bakar Ba`asyir.
"Tidak ada kaitannya dengan Ba`asyir atau jaringan terorisme lain," kata Akhyar.
Akhyar menjelaskan bahwa kasus penembakan ini murni terkait Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Aceh pada 2007.
Saat itu, Ayahbanta menjadi salah pendana salah satu kandidat Gubernur Aceh waktu itu, yakni Irwandi Yusuf.
"Bahkan Ayahbanta ikut terjun langsung membantu kampaye Irwandi," katanya.
Namun setelah menjadi Gubernur Aceh, katanya, Irwandi telah melupakan Ayahbanta dan enam terdakwa lainnya sehingga mereka kecewa dengan melakukan serangkaian penembakan pada akhir 2011.
"Para kombatan ini dilupakan, tidak diperhatikan ketika Irwandi jadi Gubernur. Mereka ditinggal begitu saja. Hal itu yang buat mereka sakit hati," katanya.
Akhyar juga mengatakan, kasus ini disidangkan di PN Jakpus, karena situasi di Aceh yang kurang kondusif.
Seperti diketahui, aksi penembakan ini terjadi sebelum pelaksanaan Pilkada di Aceh terhadap para pekerja pendatang, dengan korban empat orang tewas pada dua insiden yang berbeda.
Penembakan pertama, terjadi menjelang tutup tahun 2011, tepatnya pukul 20.30 WIB, Dimas alias Wagino tewas ditembak orang tak dikenal di depan tempatnya bekerja di kawasan Simpang Ilie, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh.
Pria yang bekerja sebagai penjaga toko Istana Boneka ini tewas mengenaskan dengan peluru tertanam di kepala bagian kiri.
Kejadian selanjutnya terjadi penembakan terhadap tiga pekerja penggali kabel Telkom tewas akibat diberondong peluru.
Para korban tersebut tengah berada di mess pekerja Telkom di Desa Blangcot, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireun.